Mengunjungi suatu daerah tak lengkap rasanya jika tak mencicipi beragam kuliner khas daerah tersebut. Masyarakat Dieng tidak hanya menjual komoditas pertanian dalam bentuk mentah belum diolah, namun mereka juga berkreasi dengan cara mengolah komoditas-komoditas tersebut menjadi cemilan siap makan, selain itu ada beberapa makanan ataupun kuliner lain yang dinikmati ketika berkunjung ke Dieng.
Nih,
7 Pilihan Kuliner Wajib Cicip di Dieng baik makanan khas Banjarnegara maupun dari Wonosobo:
Buah yang juga dikenal sebagai pepaya gunung ini diolah penduduk lokal menjadi beragam jenis cemilan/makanan, mulai dari manisan dalam botol, keripik, dodol hingga sirup. Dan karena rasanya yang lezat dan hanya dapat ditemui di Dieng buah ini banyak diburu oleh wisatawan sebagai oleh-oleh, harga eceran carica mulai Rp 4000,- dan per kotak mulai Rp 30.000,- masih terbilang murah untuk dijadikan oleh-oleh untuk gebetan atau calon mertua bukan?
|
Dendeng Gepuk |
Makanan khas Wonosobo yang terbuat dari daging sapi pilihan patut Anda coba. Pasangan yang nikmat untuk dendeng ini adalah nasi putih hangat dan sambal bajak. Dendeng Gepuk ini bisa anda dapatkan di pusat oleh-oleh khas Wonosobo yang ada di sekitar pusat kota. Harganya cukup murah, mulai dari sekitar Rp 100.000/kotaknya.
|
Purwaceng |
Purwaceng merupakan tumbuhan berkhasiat seperti gingseng dan memiliki rasa khas yaitu pedas. Tanaman dengan nama ilmiah Pimpinella Pruatjan tergolong tanaman langka di Dieng. Untuk pembudidayaan tanaman purwaceng juga sangatlah sulit dan waktu pembudidayaannya terbilang lama tidak seperti kentang yang hanya 3 bulan maupun tanaman carica yang cara tumbuhnya mudah. Untuk harga purwaceng Dieng ini terbilang mahal dibanding minuman berkhasiat lain. Masyarakat setempat seringkali menikmati hangatnya Purwaceng di pagi hari. Purwaceng sering disebut sebagai Viagra tradisional atau Viagra Indonesia. Tidak hanya identik untuk meningkatkan stamina saja dari si tamanan khas Dieng ini, purwaceng juga sangat bermanfaat untuk melancarkan peredaran tubuh, menghangatkan tubuh, sebagai obat tradisional untuk masuk angin, obat cacing, anti bakteri, anti kanker, penghilang rasa sakit serta juga dapat memperlancar buang air kecil. Penghilang rasa sakit karena luka masa lalu juga bisa.
Kalau di Dieng dengar ada orang bilang “kacang babi” itu adalah kacang Dieng yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sejenis kacang-kacangan yang hanya tumbuh dengan baik di dataran tinggi Dieng, kacang ini memiliki bentuk yang unik, bentuknya besar dan melebar dan bagian tengahnya berwarna hitam. Masyarakat dataran tinggi Dieng dan sekitarnya lebih sering menyebut dengan istilah kacang babi, sedangkan dikalangan wisatawan kacang menyebutnya dengan istilah kacang dieng.
Soal rasa boleh dicoba, rasanya yang gurih dan mengandung nilai gizi tinggi ini mampu membuat siapa saja yang mencicipinya ketagihan. Pantas saja jika Kacang Dieng menjadi primadona dikalangan wisatawan, disamping harganya yang terjangkau kacang Dieng cocok untuk oleh-oleh atau sekedar untuk cemilan di perjalanan bersama teman-teman/gebetan.
Bakmi atau mi rebus khas kota Wonosobo yang wajib dicoba, Mi ini banyak dijajakan di berbagai warung dan rumah makan. Pendampingnya biasanya adalah sate sapi, tempe kemul, serta keripik tahu.
Ongklok, sebenarnya adalah nama alat bantu untuk merebus mi. Semacam keranjang kecil dari anyaman bambu yang dipakai untuk membantu perebusan mi. Penggunaan alat bantu ini khas daerah setempat sehingga diberikanlah nama mi rebus ini sesuai dengan alat tersebut. Cara pembuatan mie ongklok ini memang terlihat sederhana tapi butuh skill juga agar mie ongklok terasa khas.
|
Mie Ongklok |
Pertama-tama harus disiapkan terlebih dahulu racikan bumbu dan bahannya seperti mie kuning, kubis/daun kol, daun kucai, bumbu kental dengan rempah-rempah plus ebi, tahu bacem serta bumbu kacang. Daun kol dan daun kucai biasanya sudah di potong-potong kecil. Potongan sayur tadi akan di tambahkan mie kuning dan siap dimasukkan keranjang bambu kecil inilah sebagai sarana untuk mengongklok racikan mie tadi. Mie kuning, daun kucai serta potongan kubis diongklok berulang kali ke air mendidih sampai matang baru di sajikan di mangkuk-mangkuk kecil, kemudian ditambahkan kuah kental dengan bumbu rempah yang mempunyai tekstur kental serta ditambahkan bumbu kacang. Ada juga yang di taburi tahu bacem atau suwiran ayam tergantung warung-warung mie ongkloknya. Saat penyajian mie ongklok ini jangan lupa pendamping utamanya saat memakan mie ongklok yaitu sate sapi. Saat weekend, anda harus bersabar dan rela mengantri untuk menikmati mi ongklok yang mampu menggoyang lidah anda.
|
Opak SIngkong |
Opak singkong atau Opak Kucai adalah makanan ringan/ cemilan khas dari daerah Kalibeber, Kabupaten Wonosobo. Makanan ini dibuat dari bahan dasar Singkong, yang direbus dan ditambah sedikit kucai serta garam secukupnya, lalu ditumbuk hingga halus, kemudian dipipihkan dan dijemur, setelah kering siap untuk digoreng dengan minyak yg cukup sampai matang. Rasanya asin dan gurih, cocok untuk cemilan teman ngopi atau ngeteh. Bila ingin menjadikan makanan ini sebagai oleh-oleh, belilah yang masih dalam bentuk setengah matang (banggli) atau belum digoreng. Jangan lupa tanyakan kepada penjual, bagaimana cara menggoreng opak singkong ini dengan benar.
|
Keripik Jamur |
Di masa lalu, masyarakat Dataran Tinggi Dieng, memanfaatkan Jamur sebagai bahan makanan basah atau makanan kaleng. Seiring jalannya waktu, inovasi dunia kuliner semakin berkembang sehingga masyarakat mengolah jamur menjadi keripik. Sampai saat ini Keripik Jamur lebih digemari dikalangan masyarakat setempat maupun wisatawan. Bukan hanya rasanya yang enak, Keripik Jamur mengandung kadar protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras dan gandum. Keripik Jamur juga mengandung sembilan jenis Asam amino esensial, yang lebih menarik Jamur dikenal sebagai makanan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jika anda penasaran dengan Keripik Jamur, segera bergegas ke dataran tinggi dieng untuk mendapatkanya.
Pastikan nikmati semua sajian khas Dieng itu ya, beberapa bisa dibawa pulang kok untuk buah tangan keluarga dirumah.
Comments
Post a Comment